Keseluruhan manusia yang hidup di
dunia ini mempunyai tiga sisi pandang kehidupan , yaitu (1) Mengarah kepada
Nama dan Sifat Allah (2) Mengarah kepada alam baka , dan (3) berhubumgan dengan
keinginan jasmani.
(1)
Mengarah Kepada Nama dan Sifat Allah
Dalam
mengarungi proses hidup di alam fana ini , memandang hidup ini bersifat
sementara dan kondisi di penjara, maka mereka yang berpandangan pengabdian
terhadap Asmaul Husna. Nama – nama Allah sebanyak 99 Asmaul Husna, mereka
menghambakan diri sepenuhnya . hampir semua kegiatan mereka merupakan perwujudan
nyata Asmaul Husna .Orang tua kasih sayang terhadap anaknya dan mencintai
linkungan, tidak merusak pohon – pohonan , tidak kejam terhadap makhluk hidup,
mencintai burung dan lain sebagainya , bahwa Tuhan Maha Kasih dan Penyayang.
Manusia pontang panting lari ke timur ke barat , lari ke utara ke selatan untuk
mencari rezeki , maka jangan lupa bahwa Asmaul Husna, merupakan berwujudan awal
Asmaul Husna, bahwa Tuhan Ar Rozaq,Tuhan Maha Kaya dan Maha Pemberi Rizki.
Maka mereka yang mengarah kesifat
Allah,akan tetap berusaha, namun berapa jumlah rezeki yang akan diterima, Tuhan
yang menentukan . para pencinta Asmaul Husna, memperhatikan dengan cermat ,
bahwa Allah memberikan 100 rahmat, untuk kehidupan didunia dan diakherat . Satu
rahmat Allah diberikan di dunia dan 99 rahmat diberikan di akherat . Pencinta
Asmaul Husna , akan berusaha untuk meraih 99 rahmat dalam kehidupan setelah
mati , dengan tidak meninggalkan “satu” rahmat untuk kehidupan di dunia yang
sementara. Ke 99 rahmat ini dapat dicapai melalui 99 Asmaul
Husna.
(2)
Mengarah ke Alam Baka
Segala
kegiatan , langkah langkah dalm megarungi kehidupan yang kekal abadi di
akherat. Di dunia mereka melakukan kegiatan bagaikan sedang bercocok tanam,
menghimpun modal untuk sangu atau biaya memaneni hasil bercocok tanam di dunia,
untuk kehidupan di akherat yang kekal abadi. Ingin buah-buahan yang rasanya
segar dan manis, tinggal memetik saja tanpa menanam.
Mereka
yang selalu memikirkan nanti di akherat, pola tingkah lakunya akan baik. Tidak
berani melanggar hukum . Baik hukum positif maupun hukum syar’i. Takut makan
barang –barang yang bukan haknya. Antara lain korupsi,berbohong saja ia tidak
takut. Mereka suka beramal. Kalau beramal tangan kanan yang memberi , mencegah
jangan sampai tangan kiri mengetahui. Walaupun ditempat gelap, sampai katak
loncat saja tidak terlihat, tetapi perbuatan amal baik tetap dilakukan. Hanya
Allah yang mengetahuinya atas perbuatan itu.Dan pasti akan menerima ganjaran
yang setimpal .
(3) Keinginan
Jasmani
Pandangan dari
sisi ketiga ini , mempunyai kecenderungan kea rah kebuatuhan biologis atau jasmani, Seluruh kegiatannya
diusahakan untuk mendapatkan materi atau dikatakan materialistik, dengan
pertimbangan untung dan rugi. Orang – orang semacam itu, hanya berpandangan
bahwa hidup itu adalah lahir dan mati. Setelah mati, sudah tidak ada lagi
kehidupan baru lagi. Orang yang berjiwa materialistik
, memiliki
tingkah laku yang mencintai dunia. Bila diperintah untuk zakat , merasa sayang,
Memiliki jiwa sombong dan tidak mengenal kehidupan di alam baka. Mengejar
kesenangan duniawi, yang sebetulnya kesenangn itu semu. Umpama kita makan makan
yang lezat dan enak , sebetulnya rasa enak terbatas pada mulut saja. Kalau
makanan yang enak tadi sesudah ditelan, tidak ada lagi rasa enak. Menyangkut
dengan pola pikir mereka , tidak ada rasa kedamaian dan batinnya dihinggapi
rasa takut. Rasa takut itu merupakan penyakit hati, sehingga kalau menjadi
pemimpin, kebijakan yang dikeluarkan tidak banyak menyentuh kepentingan orang
banyak, bahkan terkadang bertentangan dengan rakyat. Bilamana ia memberi
pertolongan kepada orang lain, ada pamrihnya untuk dipuji atau untuk
mendapatkan imbalan orang banyak. Persoalan renten, riba’ dan suap menyuap,
tidak dijadikan pertimbangan, pokoknya ia dapat untung.
( Dikutip dari
sebuah buku karya DR.Drs.H. Masduki Yusak,SH,MPd. yang berjudul “Surat Yasin
Benteng pengaruh Global dan Makna Hidup Setelah Mati, halaman 233-236 )
0 Komentar untuk " Tiga Sisi Dimensi Kehidupan"